Selasa, 05 Agustus 2008

Wisata "KULINER" Jogjakarta

Saat Anda berkunjung ke Jogja, tentu mempunyai urusan yang berbeda-beda. Mungkin ada kepentingan bisnis di kota gudeg ini, atau keperluan keluarga, misalnya menengok saudara atau anak yang sedang menuntut ilmu di kota pelajar. Namun mayoritas orang yang datang ke Jogja adalah untuk berwisata, entah rombongan atau perorangan.

Apapun kepentingan dan tujuan berada di kota ini, Anda melakukan aktivitas yang sama yaitu makan. Makan adalah aktivitas rutin manusia, namun tidak banyak orang yang menyadari bahwa makan tidak semata - mata aktivitas fisiologis, tapi juga mempunyai dimensi psikologis hingga sosial.

Pada saat kita makan, alat pencernaan-lah yang bekerja sementara organ tubuh yang lain dapat beristirahat. Jika masakan enak dan didukung dengan tempat yang nyaman, maka secara psikis seseorang akan merasa nyaman dan tenang. Kalau Anda sering makan bersama dengan anggota keluarga atau teman kerja, jangan kecilkan aktivitas ini. Kedekatan, suasana akrab, situasi tegang yang menjadi cair justru dapat dari makan bersama ini.

Jogja sebagai daerah wisata, mempunyai tempat - tempat makan yang lezat dan menarik, atau sering dikenal dengan sebutan wisata kuliner. Beberapa tempat makan di kota ini sangat dikenal oleh orang luar Jogja, sehingga setiap kali mengunjungi kota ini selatu mampir. Nama - nama seperti GUDEG WIJILAN, BAKMI KADIN, AYAM GORENG SUHARTI, seolah menjadi kunjungan ritual wisatawan domestik ketika di Jogja.

Di luar tempat-tempat makan kondang itu, Anda dapat menemukan aneka ragam makanan lain di Jogja. Makanan - makanan Indonesia populer seperti sate, soto, mie ayam, pecel, gado-gado, dengan mudah Anda dapatkan di sini. Begitu juga dengan makanan internasional seperti Eropa, Jepang, Mexico, India, Mesir, semua tersedia di Jogja. Masing-masing mempunyai cita rasa sendiri yang mungkin tidak Anda temukan di daerah lain.

Di kota ini tidak hanya tersedia masakan Jogja, Indonesia atau internasional saja. Jogja sudah lama dikenal sebagai kota multikultural, termasuk makanannya. Anda di Jogja bisa mencicipi berbagai masakan Nusantara dari berbagai daerah di Indonesia, dari masakan Aceh sampai Papua.

Jika umumnya di banyak tempat di Indonesia saat makan terbagi dalam tiga waktu, yaitu sarapan, makan siang dan makan malam, maka di Jogja Anda akan mendapatkan empat kali waktu makan. Ada banyak warung atau rumah makan yang waktu bukanya pada pagi hari, siang dan malam sampai kira-kira pukul 21.00. Namun ada juga warung makan yang baru buka pukul 21.00 sampai larut malam.

Kalau Anda menyempatkan diri berkeliling kota saat larut malam, akan melihat banyak orang Jogja yang sekedar nongkrong di warung sambil menikmati makanan dan minuman. Mereka yang makan saat larut malam, bukan berarti terlambat makan malam. Seringkali mereka sudah makan malam, namun karena terbiasa tidur larut malam, maka butuh makan satu kali lagi.

'Ritual' ini tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan perut, namun kalau Anda cermati ada ruang sosial di sana. Sebagian dari mereka yang mencari makan larut malam, datang bersama teman - teman kuliah atau satu profesi. Obrolan di di warung makan topiknya bisa macam-macam , dari soal yang ringan mengenai acara sepakbola di TV sampai masalah politik pemilihan presiden.


Tidak ada komentar: